Ditulis pada 09 Mac 2022 oleh AturToko
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, terkadang tidak semua proses yang Anda lakukan berjalan dengan lancar. Anda akan berhadapan juga dengan kegagalan transaksi. Retur pembelian dan retur penjualan adalah salah satu bentuk kegagalan transaksi yang kerap dialami oleh para pebisnis.
Secara bahasa, Anda bisa memahami apa arti retur barang ketika seorang konsumen memilih untuk mengembalikan produk yang mereka beli. Pembelian tersebut mereka laksanakan karena produk yang diterima tidak sesuai ekspektasi awal. Contohnya, barang tidak sesuai deskripsi atau terjadi kerusakan ketika pengiriman.
Saat terjadi proses retur, konsumen akan meminta kepada pihak penjual untuk mengembalikan uang. Oleh karenanya, Anda akan mengalami kerugian yang cukup besar ketika memperoleh banyak permintaan retur. Di waktu yang sama, pemahaman tentang apa arti retur membuat Anda bisa belajar dalam meningkatkan pelayanan konsumen.
Dalam praktiknya, retur terbagi menjadi 2 kategori
Jenis retur yang pertama adalah retur penjualan. Retur penjualan merupakan proses ketika penjual menerima barang pengembalian dari konsumen. Adanya retur penjualan membuat tagihan atau piutang pihak penjual mengalami pengurangan.
Retur pembelian merupakan proses yang terjadi saat penjual memilih untuk mengembalikan produk yang telah dibelinya dari supplier. Keberadaan retur pembelian adalah berpengaruh pada jumlah utang penjual kepada supplier yang mengalami pengurangan.
Saat melakukan pencatatan laporan keuangan, Anda perlu memahami apa arti retur pembelian dan sekaligus perbedaannya dengan retur penjualan. Kedua istilah ini sama-sama berkaitan dengan pengembalian barang dengan berbagai alasan, baik rusak, tidak sesuai spesifikasi, dan lain sebagainya.
Hanya saja, ada 2 perbedaan utama di antara keduanya, yaitu:
Retur penjualan terjadi ketika melibatkan antara pihak yang berperan sebagai pembeli dan penjual. Sementara itu, retur pembelian adalah proses yang terjadi akibat adanya interaksi antara penjual dengan pihak pemasok atau supplier.
Terjadinya retur penjualan disertai dengan nota kredit yang merupakan bukti bahwa telah terjadi penerimaan barang dari pembeli. Sementara itu, retur pembelian disertai dengan adanya nota debit yang kemudian berpengaruh pada piutang usaha.
Retur pembelian terbagi menjadi 2 kategori, yakni:
Dalam praktiknya, pihak perusahaan kerap membagi retur penjualan menjadi 3 jenis, yaitu:
Retur pembelian dan retur penjualan menimbulkan efek secara menyeluruh kepada laporan keuangan. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pencatatan untuk setiap aktivitas retur. Pencatatan tersebut bisa Anda lakukan melalui jurnal retur penjualan dan jurnal retur pembelian.
Retur penjualan berpengaruh pada piutang. Oleh karenanya, Anda perlu mencatat akun retur penjualan pada kolom debit serta piutang datang di kolom kredit jurnal retur penjualan.
Di situ, Anda perlu menempatkan akun retur pembelian sebagai kredit dan utang dagang di kolom debit.
Cara penyusunan jurnal retur pembelian dan penjualan tidak terlalu sulit. Apalagi, ketika Anda sudah memahami pengertian apa itu retur pembelian dan retur penjualan. Biar Anda tidak mengalami kebingungan dalam proses pencatatannya, berikut ini adalah contoh jurnal retur penjualan dan pembelian:
Misalnya, PT Usaha Makmur Jaya mempunyai transaksi bulan Desember 2021 sebagai berikut:
Dari transaksi tersebut, Anda bisa menyusun jurnal pembelian sebagai berikut:
Keterangan | Debit | Kredit |
Pembelian | Rp70.000.000 | |
Utang Usaha | Rp70.000.000 | |
Utang usaha | Rp10.000.000 | |
Retur pembelian | Rp10.000.000 | |
Pembelian | Rp90.000.000 | |
Utang usaha | Rp90.000.000 | |
Utang usaha | Rp15.000.000 | |
Retur pembelian | Rp15.000.000 |
Sementara itu, contoh retur penjualan bisa Anda simak sebagai berikut:
Misalnya, PT Usaha Makmur Jaya mempunyai transaksi yang berkaitan dengan retur penjualan sebagai berikut
Dari data tersebut, Anda dapat menyusun jurnal retur penjualan sebagai berikut:
Keterangan | Debit | Kredit |
Piutang usaha | Rp65.000.000 | |
Penjualan | Rp65.000.000 | |
Retur penjualan | Rp13.000.000 | |
Piutang usaha | Rp13.000.000 | |
Piutang usaha | Rp75.000.000 | |
Penjualan | Rp75.000.000 | |
Retur penjualan | Rp15.000.000 | |
Piutang usaha | Rp15.000.000 |
Karena proses pengelolaannya yang cukup kompleks, Anda perlu melakukan pengaturan retur dengan tepat. Apalagi, ketika Anda menjalankan bisnis di berbagai platform pasaran. Alih-alih mencatat retur secara manual, Anda bisa melakukan pengelolaan retur secara otomatis menggunakan AturToko. Jadi, Anda bisa menyelesaikan semua retur dengan cepat.
AturToko memiliki layanan OmniPos yang memungkinkan Anda untuk mengatur bisnis di berbagai platform pasaran secara praktis. OmniPos mempunyai banyak fitur, termasuk di antaranya adalah pencatatan inventaris produk yang berlangsung real time. Bahkan, Anda bisa pula mengintegrasikan OmniPos dengan software pembukuan seperti Jurnal dan Accurate.
Tak hanya OmniPos, AturToko juga punya layanan lain yang tidak kalah penting. Ingin tahu info lebih jelas? Yuk, segera daftar AturToko!