FBPixel
Apa Itu Biaya Produksi - Jenis, Contoh & Rumus Penghitungannya

Apa Itu Biaya Produksi: Jenis, Contoh & Rumus Penghitungannya

Ditulis pada 25 Mac 2022 oleh

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses pengolahan bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi atau siap pakai harus diperhitungkan dengan cermat. Oleh karena itu, biaya produksi adalah penghitungan yang cukup kompleks dan perlu metode yang tepat. Jenis dan komponennya pun perlu dipelajari lebih jauh demi menghindari kesalahan. Berikut ulasan lengkap tentang biaya produksi termasuk cara menghitungnya.

Pengertian Biaya Produksi 

Akumulasi biaya yang dikeluarkan perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan baku sampai menghasilkan barang siap jual disebut dengan biaya produksi. Mungkin terlintas di pikiran Anda bahwa proses ini juga termasuk dalam operasional perusahaan. Lantas, apa perbedaan antara biaya produksi dan biaya operasional? Jawabannya adalah, biaya produksi dibutuhkan dalam pengelolaan produk siap jual, sedangkan biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan untuk mendukung manajerial perusahaan.

Cakupan Unsur Biaya Produksi

Total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi disebut dengan biaya produksi. Setidaknya ada 3 unsur di dalamnya yang nantinya jadi penentu harga pokok produk di akhir periode akuntansi. Di antaranya: 

  1. Bahan baku

Biaya direct material alias bahan baku merupakan biaya yang keluar untuk kebutuhan pembelian dan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

  1. Biaya tenaga kerja

Unsur tenaga kerja atau disebut juga direct labour dalam biaya produksi ialah pengeluaran perusahaan untuk membayar upah karyawan atau tenaga kerja. Perlu diingat, biaya ini hanya dihitung untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi.

  1. Biaya overhead

Biaya ini tak berkaitan secara langsung terhadap biaya produksi, tetapi sebagai pendukung kelancaran. Contoh biaya overhead adalah biaya listrik, pembelian ATK, atau biaya sewa.

Macam-macam Biaya Produksi

Jenis biaya produksi secara garis besar ada dua, yaitu biaya eksplisit dan implisit. Simak perbedaannya di bawah ini:

  1. Biaya Eksplisit

Disebut juga dengan biaya langsung, jenis pengeluaran ini dialokasikan untuk membeli kebutuhan produksi dengan sistem pembayaran tunai. Contohnya, pembelian bahan baku, gaji karyawan, pembelian mesin, tanah, atau bangunan.

Biaya eksplisit dicatat langsung ke dalam laporan finansial. Besarannya kerap berbeda dari waktu ke waktu, karena harga kebutuhan serta bahan baku mengalami naik turun.

  1. Biaya Implisit

Biaya implisit atau tersembunyi adalah biaya yang dikeluarkan dalam pemberian fasilitas produksi yang tidak mempengaruhi secara langsung kelancaran proses manufaktur. Namun, dalam jangka panjang hasilnya akan dirasakan. Biaya implisit biasanya dimasukkan ke dalam biaya overhead. Misalnya, biaya pelatihan SDM, perawatan mesin, dan lain-lain.

Komponen Biaya Produksi

Berikut ini komponen biaya produksi yang dikenal secara umum dan digunakan untuk mengakumulasi biaya yang dikeluarkan selama mengelola barang.

Biaya Tetap

Biaya tetap atau fixed cost dalam biaya produksi merupakan biaya yang nominalnya tidak berubah. Meski proses produksi dalam kondisi sedang padat, biaya tetap tidak mengalami pembengkakan sama sekali.

Biaya Variabel

Variable cost merupakan besaran pengeluaran yang nominalnya bisa berubah mengikuti output. Makin padat produksi barang, maka makin tinggi pula biaya variabel. Biaya ini hanya dibutuhkan selama proses produksi sedang berjalan. Oleh karenanya, variable cost dijadikan dasar biaya pengeluaran per unit yang nantinya akan dilaporkan.

Biaya Rata-Rata

Biaya rata-rata (average cost) yaitu pengeluaran per unit yang penghitungannya dilakukan dengan cara membagi jumlah keseluruhan biaya dengan total output produksi. Perusahaan membutuhkan average cost dalam penentuan keputusan produksi di masa depan.

Biaya Marginal

Biaya marginal dalam produksi adalah biaya ekstra yang bakal dipakai oleh perusahaan dalam meningkatkan produksi. Total maksimal output selama proses produksi dapat diketahui dengan cara menambahkan biaya marginal.

Biaya Total

Komponen biaya produksi yang terakhir ini merupakan total dari biaya tetap ditambahkan dengan biaya variabel. Perhitungannya dilakukan saat produksi telah selesai.

Teori Biaya Produksi

Setelah mengenal jenis-jenis biaya produksi, Anda perlu tahu juga tentang teori biaya produksi. Ini penjelasannya:

Full Costing

Yang pertama adalah teori full costing, yakni metode penghitungan dengan cara menjumlahkan semua unsur biaya produksi. Jadi, hasil penjumlahan seluruh pengeluaran mulai dari bahan baku, gaji SDM, hingga overhead merupakan biaya full costing.

Variable Costing

Penghitungan ini merupakan metode dalam menentukan harga pokok produksi dengan hanya melibatkan biaya yang sifatnya variabel.

Contoh Biaya Produksi

Salah satu tujuan penetapan biaya produksi adalah sebagai acuan besaran harga pokok. Penghitungannya dilakukan selama pengolahan produk berlangsung. Contoh biaya produksi yang dibahas di bawah ini adalah dari perusahaan food and beverage, dengan hasil output kopi bubuk.

Jadi, Perusahaan Kopi Bubuk memproduksi kopi siap seduh dengan output barang jadi dalam satu bulan sebanyak 5.000 pack. Berikut rincian biaya produksinya (untuk satu bulan):

  • Biaya bahan baku: Rp10.000.000
  • Biaya SDM langsung: Rp3.000.000
  • Biaya upah Satpam: sealam proses produksi Rp1.500.000
  • Sewa pabrik: Rp1.500.000

Total biaya untuk menghasilkan 1.000 pack kopi bubuk adalah Rp16.000.000. Maka, biaya produksi yang dikeluarkan per unit adalah Rp16.000.000 : 5.000 pack = Rp3.200.

Harga jual yang ditentukan oleh perusahaan bisa dengan cara menghitung biaya per unit ditambahkan dengan persentase keuntungan yang digunakan. Misalnya, perusahaan memakai persentase 50% keuntungan. Jadi:

  • Harga jual per unit menjadi: Rp3.200 + (50% x Rp3.200) = Rp4.800.

Rumus & Cara Menghitung Biaya Produksi

Dalam menghitung production cost ini, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Sebagai contoh, di bawah ini adalah ilustrasi data biaya yang dikeluarkan selama satu bulan oleh PT Lestari Makmur. Perusahaan ini memproduksi kaus kaki dengan output sebesar 6.000 unit per bulan. Berikut data laporan pengeluarannya:

  • Persediaan material: Rp25.000.000
  • Bahan baku kondisi setengah jadi: Rp45.000.000
  • Barang jadi siap jual: Rp75.000.000
  • Pembelian persediaan material: Rp45.000.000
  • Biaya pengiriman: Rp6.000.000
  • Pemeliharaan mesin: Rp6.000.000
  • Gaji SDM langsung: Rp40.000.000
  • Sisa bahan baku dan bahan setengah jadi: Rp35.000.000
  • Sisa bahan setengah jadi: Rp6.000.000
  • Kaus kaki siap jual: Rp30.000.000

Maka, tahapan penghitungannya sebagai berikut:

Tahap 1:  

Rumus: Biaya bahan baku = Saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan

  • Biaya bahan baku = Rp25.000.000 + (Rp45.000.000 + Rp6.000.000) – Rp35.000.000 = Rp41.000.000

Tahap 2:

Rumus: Biaya produksi = bahan baku + gaji SDM langsung + biaya overhead

  • Biaya produksi = Rp41.000.000 + Rp40.000.000 + Rp6.000.000 = Rp87.000.000

Rumus: Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit

  • Biaya produksi per unit = Rp87.000.000 : 6.000 = Rp14.500

Tahap 3: 

Rumus: Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir

  • Harga Pokok Produksi = Rp87.000.000 + Rp45.000.000 – Rp6.000.000 = Rp126.000.000

Tahap 4:

Rumus: Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir

  • Harga Pokok Penjualan = Rp87.000.000 + Rp75.000.000 – Rp45.000.000 = Rp117.000.000

Nah, demikian ulasan lengkap tentang biaya produksi. Bila ragu untuk melakukan penghitungan sendiri dan tidak memiliki tim khusus untuk melakukannya untuk Anda, pertimbangkan untuk menggunakan tenaga kerja pihak ketiga.

Seperti AturToko yang siap menjadi partner Anda dalam mengembangkan bisnis, tanpa khawatir ataupun ribet! Tunggu apa lagi? Registrasi sekarang di laman resmi AturToko!

Bahasa Melayu