Ditulis pada 24 Mac 2022 oleh AturToko
Menjual non-fungible token atau NFT kini jadi cara baru mendulang cuan alias keuntungan di pasar digital. Di Indonesia, aset ini mulai ramai dibicarakan publik secara luas ketika sebuah akun bernama Ghozali Everyday berhasil mengantongi miliaran rupiah karena menjual swafoto dalam bentuk non-fungible token.
Banyak yang kemudian membuat NFT secara dadakan dan berbondong-bondong menjualnya di marketplace. Apa sebenarnya NFT itu? Bila Anda penasaran dan ingin menjajal teknologi ini, perhatikan cara membuat serta tips menjualnya agar bisa laku dengan harga tinggi.
Non-fungible berasal dari kata Fungibility. Fungibility merupakan kemampuan sebuah aset untuk ditukar dengan aset serupa yang nilainya sama. Contoh sederhana, Anda dapat menukar uang kertas Rp20 ribu dengan empat lembar Rp5 ribu; nilainya tidak berubah. Sementara token ialah aset digital yang mewakili beragam barang, layanan, dan bentuk nilai lainnya.
Jadi, NFT adalah suatu aset digital yang merepresentasikan barang berwujud maupun tidak berwujud, yang nilainya tidak dapat ditukar. Setiap NFT itu berteknologi blockchain, sehingga memiliki kode identifikasi unik dan metadata berisi detail harga, penciptanya, serta histori kepemilikannya.
Sama-sama di dalam jaringan blockchain, apakah yang membedakannya dari aset kripto lainnya? Simak penjelasannya berikut.
Setiap non-fungible token dibuat hanya sekali dan tidak bisa ditukar dengan NFT lain karena nilainya tidak sama. Keunikan datanya bekerja layaknya sidik jari yang memverifikasi kepemilikannya. Si kreator pun bisa menyimpan informasi tertentu seperti tandatangan ke dalam metadata-nya.
Artinya, pemiliknya yang sekarang punya hak penuh atas aset digital ini. Jadi, meski sang kreator punya hak cipta untuk memperbanyak karyanya, tetapi karya orisinal hanya ada di tangan si pemilik.
Sumber, kepemilikan, serta pergerakannya dapat dilacak pada jaringan blockchain, secara real time. Setiap aset non-fungible token didukung jaringan terdesentralisasi dan buku besar digital, sehingga tidak bisa direplikasi.
Karakteristik NFT lainnya adalah aset ini bisa membaur dalam ekosistem digital. Jadi, Anda bisa memperdagangkannya di berbagai platform marketplace.
Tahun 2017 adalah awal kepopuleran aset ini, ketika gim NFT pertama, yakni Crypto Kitties diluncurkan. Gim berbasis blockchain Ethereum ini memungkinkan para pemain untuk memelihara, mengadopsi, serta melakukan jual beli kucing virtual.
Sejak akhir 2021, pergolakan NFT di pasar digital makin ramai dan volume perdagangannya kian melonjak. Salah satu faktor pendukung adalah diluncurkannya produk NBA Top Shot oleh pencipta Crypto Kitties, yaitu Dapper Labs. Hal ini menunjukkan kekuatan non-fungible token sebagai koleksi digital yang menjanjikan.
Para atlet, artis, dan musisi adalah beberapa pihak yang diuntungkan, karena NFT membuka kesempatan menghasilkan keuntungan tanpa potongan biaya jasa dari pihak ketiga (penerbit, distributor, perusahaan rekaman, dsb.).
Aset ini dapat digunakan dan memberi manfaat di berbagai sektor. Berikut beberapa di antaranya:
Non-fungible token menawarkan autentikasi dan sekuriti untuk karya yang diterbitkan secara dalam talian, karena rawan disebar dan diklaim sembarangan. Kasus pencurian kreatif dan plagiarisme yang konon sulit dilawan oleh seniman digital pun kini bisa diatasi dengan sistem smart contract yang diusung NFT. Menariknya, seniman bisa menyertakan besaran royalti setiap kali karyanya berpindah kepemilikan.
Aset fisik seperti bukti kepemilikan properti bisa dihubungkan dengan NFT. Jadi, Anda dapat tidur nyenyak tanpa khawatir kehilangan sertifikat berharga.
Salah satu pemanfaatan NFT dalam industri olahraga adalah paten sistem autentikasi Crypto Kicks oleh Nike pada 2019. Jadi, setiap pembelian sepatu tertentu akan menghasilkan NFT berisi informasi tentang produk tersebut. Pemiliknya pun bisa menggabungkan beberapa desain digital untuk menciptakan desain sepatu baru yang bisa dicetak fisik dan dibeli.
Sebelum mulai bermain di pasar NFT, simak persiapan yang Anda perlukan di bawah ini:
OpenSea adalah marketplace atau pasar digital tempat bertransaksi–membeli dan menjual NFT terbesar dan pertama di dunia. Maka, selanjutnya adalah membuat akun Open Sea:
Pasar NFT Indonesia kian ramai. Namun, sebaiknya Anda tidak sekadar mengikuti tren. Sebaliknya, pelajari sebanyak mungkin tentang aset digital ini. Perlu diketahui, ada gas fee, yakni biaya untuk hampir setiap transaksi dalam blockchain. Apa saja?
Sedangkan keuntungan yang didapat adalah dari selisih harga beli dengan harga menjual kembali. Selain itu, OpenSea menerapkan maksimal 10% biaya royalti pada penjual awal, sehingga kreator juga mendapat imbalan.
Wawasan tentang arti dan cara jual NFT telah Anda kantongi, kini ketahui 3 syarat utama yang harus dimiliki NFT Anda:
Yang lebih penting adalah: pastikan untuk melakukan riset sebelum bertransaksi dan gunakanlah “uang dingin” untuk berinvestasi aset digital. Nah, pastikan keuntungan bisnis Anda dikelola dengan tepat agar bisa kembali modal dan dapat dipisahkan untuk berinvestasi NFT.
Ingin memaksimal segala peluang dan potensi bisnis tanpa repot? Daftarkan bisnis Anda ke AturToko sekarang!