FBPixel
Komponen e-Commerce

Mengenal Berbagai Jenis e-Commerce serta Manfaatnya Untuk Konsumen

Ditulis pada 23 Feb 2022 oleh

Kategori :

E-commerce bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. Namun semenjak pandemi, keberadaannya terasa menjadi sangat  penting. Inilah yang membuat e-Commerce semakin  dikenal oleh khalayak. Apa sebenarnya e-commerce dan apa saja jenisnya?

Bagi Anda yang ingin terjun ke bisnis e-Commerce atau ingin menggunakan e-Commerce untuk memasarkan produk, Anda perlu mengetahui pengertian, jenis, dan manfaatnya. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian e-Commerce Menurut Para Ahli

Pengertian e-Commerce Menurut Para Ahli
sagyan.com

Pada dasarnya, e-Commerce lahir karena perkembangan teknologi, terutama dalam bidang perdagangan. Lewat teknologi, para pedagang maupun pembeli menemukan cara baru yang lebih praktis untuk melakukan pemasaran serta jual beli produk. Beberapa ahli memiliki definisi berbeda-beda terkait e-Commerce antara lain:

  • David Baum (1999). Menurutnya, e-Commerce merupakan seperangkat teknologi, aplikasi, serta proses bisnis dinamis yang menghubungkan publik, konsumen, dan perusahaan untuk melakukan pertukaran barang dan layanan. Semua transaksi dan pertukaran informasi dilakukan lewat media elektronik.
  • Laudon & Laudon (1998). Menurut Laudon & Laudon, e-Commerce merupakan aktivitas jual beli produk atau layanan secara elektronik dengan menggunakan jaringan komputer.
  • Kalakota & Whinston. Menurut kedua penulis ini, e-Commerce adalah kegiatan berbelanja dengan menggunakan jaringan internet, mulai dari pemesanan sampai pembayaran.
  • Jony Wong. Menurutnya, e-Commerce adalah proses menjual, membeli, dan memasarkan barang dan jasa lewat media elektronik.

Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa e-Commerce adalah semua bentuk perdagangan baik barang atau jasa yang menggunakan teknologi internet.

Jenis-jenis e-Commerce

E-Commerce memiliki beberapa tipe, tergantung siapa yang terlibat di dalamnya. Adapun jenis-jenisnya antara lain adalah:

  • B2B (Business to Business). Transaksi dalam B2B terjadi antara satu bisnis dengan bisnis lainnya.
  • B2C (Business to Consumer). E-Commerce jenis ini adalah yang paling umum. Transaksi dalam B2C terjadi antara perusahaan dan konsumen akhir.
  • M-Commerce (Mobile Commerce). M-Commerce merupakan aktivitas e-Commerce yang dilakukan dengan perangkat mobile seperti smartphone. M-Commerce bisa berbentuk B2B atau B2C.
  • F-Commerce (Facebook Commerce). Dengan miliaran pengguna dari berbagai belahan dunia, Facebook juga menjadi sarana bagi banyak orang untuk melakukan jual beli. Seperti m-Commerce, F-Commerce juga bisa berbentuk B2B dan B2C.
  • C2C (Customer to Customer). Meski tidak memiliki porsi besar dalam transaksi e-Commerce secara keseluruhan, sektor C2C masih sangat penting. C2C umumnya dilakukan dengan bantuan pihak ketiga.
  • C2B (Customer to Business). Dalam tipe e-Commerce ini, konsumen bertindak sebagai penjual dan perusahaan adalah pembelinya. Contohnya adalah situs stock foto.
  • B2A (Business to Administration). Dalam konsep ini, bisnis menyediakan layanan online untuk pemerintah, biasanya lewat website seperti situs pembayaran pajak yang menggunakan bantuan pihak ketiga.
  • C2A (Consumer to Administration). Ini terjadi ketika konsumen menyediakan sesuatu untuk pemerintah.
  • O2O (Online to Offline). Transaksi dalam O2O dilakukan secara online, tetapi layanan atau barang didapat secara offline. Misalnya, layanan transportasi online seperti Gojek atau aplikasi penyedia akomodasi seperti Traveloka.

Contoh e-Commerce di Indonesia

Di Indonesia, ada banyak perusahaan e-Commerce yang beroperasi dengan berbagai bidang industri.  Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Populix, ada lima e-commerce yang paling banyak diakses sepanjang tahun 2021, yakni:

  • Shopee. Aplikasi ini mempertemukan antara penjual dengan pembeli dengan beragam jenis produk mulai dari makanan, pakaian, otomotif, hingga alat-alat elektronik.
  • Tokopedia. E-Commerce asli Indonesia ini juga memiliki konsep yang sama dengan Shopee dan menduduki posisi kedua sebagai aplikasi e-Commerce yang paling banyak diakses.
  • Lazada. Aplikasi e-Commerce asal Singapura ini berada di posisi ketiga.
  • BukaLapak. Berdiri sejak 2011, BukaLapak meraih status Unicorn pada 2017 lalu. Ada jutaan pelapak yang menjual barang lewat BukaLapak.
  • Blibli. Anak perusahaan dari PT Djarum ini juga termasuk aplikasi e-Commerce yang paling banyak diakses sepanjang 2021.

Selain kelima perusahaan di atas, masih ada Traveloka (jual beli tiket pesawat dan kamar hotel), Gojek (layanan transportasi online), dan lain sebagainya.

Manfaat e-Commerce bagi Pedagang dan Konsumen

Jenis-jenis e-Coomerce
thebluediamondgallery.com

Keberadaan e-Commerce tidak hanya memberikan kemudahan bagi para pembeli saja, tetapi juga bagi para pedagang. Apa saja manfaat e-Commerce bagi para pedagang?

  • Proses pembelian bisa berlangsung lebih cepat.
  • Pembuatan toko dan daftar produk yang akan dijual bisa dilakukan dengan mudah.
  • Lebih terjangkau dibanding membuat toko fisik
  • Iklan dan pemasaran dengan harga yang terjangkau
  • Tidak ada batasan jangkauan. Anda bisa menjual kepada siapa saja di seluruh dunia.
  • Respons yang lebih cepat terhadap permintaan pasar
  • Memungkinkan penjual menerima beberapa metode pembayaran

Bagi pembeli, e-Commerce juga mendatangkan sejumlah keuntungan antara lain:

  • Ketersediaan produk dan jasa yang sangat luas
  • Lebih mudah membandingkan harga
  • Memungkinkan pembeli berbelanja dari mana saja dan kapan saja
  • Nyaman, hemat waktu, dan tenaga

Perkembangan e-Commerce di Indonesia

Menurut Daniel Tumiwa selaku anggota Dewan Pembina idea (Indonesia E-Commerce Association), e-Commerce pertama kali muncul di Indonesia pada 1994 lewat kehadiran IndoNet sebagai ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia. Lima tahun kemudian, Andrew Darwis mendirikan Kaskus, forum yang kemudian dimanfaatkan menjadi platform jual beli. Tahun 2000-an, Lippo Group meluncurkan toko online pertamanya, Lippo Shop. Pemerintah kemudian menyusun draft Undang-undang pertama terkait e-Commerce di tahun 2001. Situs jual beli dan iklan pertama, Tokobagus kemudian muncul di tahun 2005.

Tidak sampai di situ, Doku, layanan uang elektronik menyusul lahir pada 2007. Tokopedia kemudian berdiri di tahun 2009, disusul layanan transportasi online yang digagas oleh Nadiem Makarim dua tahun setelahnya. Achmad Zaky, Muhammad Fajrin Rasyid bersama Nugroho Herucahyono mendirikan BukaLapak di tahun yang sama. Sejak saat itu, e-Commerce di tanah air terus mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya Blibli, Traveloka, Lazada, Tokopedia, dan Shopee.

Produk Paling Laris dalam Bisnis e-Commerce

Produk Paling Laris dalam Bisnis e-Commerce
pixabay.com

Dari tahun ke tahun, produk laris di e-Commerce sebenarnya terus mengalami perubahan. Di masa pandemi misalnya, produk perawatan kesehatan hingga olahraga menjadi yang terlaris. Dilansir dari Hostinger.co.id, produk terlaris di tahun 2022 ini antara lain adalah masker, skincare, matras olahraga, perangkat olahraga, pakaian sporty, dan lain sebagainya.

Tantangan e-Commerce di Indonesia

Secara umum, pertumbuhan e-Commerce di Indonesia sudah sangat pesat. Ini ditunjukkan dengan transaksi yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meski begitu, masih ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi antara lain:

  • Layanan pembayaran yang masih manual
  • Arus logistik biayanya masih cukup tinggi karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau
  • Preferensi konsumen. Masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang pemahamannya akan literasi digital. Ini membuat mereka enggan berbelanja lewat e-Commerce karena dianggap tidak aman. Mereka lebih suka berbelanja secara personal lewat WhatsApp ataupun akun Facebook penjual
  • Produk lokal masih kalah dengan gempuran produk impor

Ini merupakan tantangan yang harus dipecahkan bersama oleh semua komponen, baik pemerintah, pedagang, pembeli, maupun masyarakat umum.

Komponen e-Commerce

Komponen e-Commerce
pixabay.com

E-Commerce terdiri dari beberapa komponen yang menyusunnya antara lain:

  • Produk berupa barang dan jasa yang diperjualbelikan
  • Platform tempat menjual produk
  • Cara menerima pesanan
  • Cara pembayaran
  • Metode pengiriman
  • Layanan pelanggan.

Semua komponen ini harus saling melengkapi agar proses bisnis bisa berjalan dengan lancar. Untuk memudahkan Anda mengelola dan mengembangkan bisnis online Anda, AturToko.id siap membantu. Sebagai enabler e-Commerce, kami siap membantu Anda memperluas usaha demi memaksimalkan keuntungan.

English