Ditulis pada 13 Mar 2022 oleh AturToko
Untuk bisa mencapai target bisnis sesuai yang diharapkan, setiap perusahaan membuat beragam upaya salah satunya adalah membuat strategi pemasaran. Tujuannya tentu saja untuk menarik lebih banyak pembeli. Salah satu strategi yang banyak digunakan oleh para pelaku usaha perdagangan adalah dengan membuat produk bundling.
Apa arti bundling sebenarnya? Apa saja jenis-jenisnya dan bagaimana strategi ini dapat membantu Anda mencapai target penjualan yang diharapkan? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Bundling atau bundle pricing adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan cara mengemas beberapa produk atau layanan yang mereka miliki menjadi satu unit gabungan. Seringkali, produk bundle ini dijual dengan harga yang lebih murah dibanding ketika pelanggan membeli setiap item secara terpisah.
Bundling adalah strategi pemasaran yang memfasilitasi pembelian produk atau layanan dari satu perusahaan dengan lebih nyaman dan mudah. Produk atau layanan yang dibundel ini biasanya terkait satu sama lain. Tapi bisa juga terdiri dari item yang berbeda yang menarik untuk satu kelompok pelanggan.
Salah satu contoh produk bundel yang terkenal adalah Happy Meal yang dikeluarkan oleh restoran cepat saji McDonalds’. Mereka menjual paket makanan untuk anak-anak sekaligus dengan mainan yang tidak bisa dibeli secara terpisah. Contoh lain adalah produk paket internet yang dijual bersamaan dengan paket telepon oleh provider seluler.
Lewat sistem bundling, perusahaan bisa menjual lebih banyak produk sehingga stok produk dapat diatur dengan baik. Produk bundel itu penting karena:
Ada berbagai alasan kenapa sebuah perusahaan menjual produk dengan sistem bundel. Selain memudahkan pelanggan untuk menghemat dengan membeli satu set produk, mereka juga bisa meningkatkan penjualan, terutama untuk produk-produk yang tidak terlalu laris. Pelanggan juga bisa mendapatkan kesempatan mencoba produk lain yang ditawarkan oleh perusahaan.
Menggabungkan produk laris dengan produk berpenjualan rendah akan membantu perusahaan dalam pengelolaan stok sekaligus menghindari kerugian. Selain itu, menjual produk dengan penjualan rendah lewat sistem bundel juga akan memangkas biaya penyimpanan dan promosi. Semua langkah ini pada akhirnya akan membantu perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kemasan? Fungsi, Tujuan dan Jenisnya
Bagi sebuah perusahaan, ada berbagai manfaat yang bisa diperoleh lewat penjualan produk bundel yakni:
Ide pemasaran dengan sistem bundel hadir pertama kali pada tahun 1995 ketika produk ponsel CDMA muncul. Saat itu, masyarakat belum terbiasa menggunakan jaringan baru sehingga para vendor butuh cara yang efektif untuk menjual produk mereka. Langkah yang dilakukan adalah dengan menjual perangkat CDMA lengkap dengan kartu dan berbagai benefitnya.
Strategi ini menjadi sangat sukses dan banyak digunakan oleh produsen ponsel asal Cina. Tak hanya produk telekomunikasi, sekarang sistem bundling digunakan hampir di berbagai sektor industri.
Ada beberapa jenis bundel produk yang biasa dilakukan dalam dunia pemasaran. Tipe-tipe product bundling itu yakni:
Strategi ini dilakukan perusahaan dengan menjual produk-produk yang hanya bisa dibeli bersamaan. Artinya, jika ada pembeli yang ingin membeli masing-masing item dalam bundel secara terpisah, mereka tidak bisa melakukannya. Teknik ini dianggap bisa menurunkan penjualan seiring waktu karena membatasi pilihan konsumen untuk membeli produk individual.
Seperti namanya, strategi bundel ini dilakukan dengan menggabungkan 2 produk berbeda sesuai data historis penjualan. Biasanya, produk mixed bundling saling melengkapi. Misalnya saja Anda menjual toner dengan serum secara bersamaan. Meski bisa dibeli dengan sistem bundel, masing-masing itemnya masih bisa dibeli secara terpisah (meski harganya akan lebih murah jika dibeli dengan bundel).
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penawaran diskon saat konsumen membeli beberapa produk yang sama sekaligus. Kebanyakan yang melakukan strategi ini adalah produsen produk esensial. Contohnya adalah menggabungkan produk sabun cair berukuran 400 ml dengan yang berukuran 250 ml. Harga yang ditawarkan tentu akan lebih murah dibanding membeli keduanya secara terpisah.
Beberapa perusahaan memiliki stok mati atau produk yang perputarannya sangat lambat. Ini dapat memengaruhi keuntungan sekaligus memakan biaya penyimpanan yang tak sedikit. Menggabungkan produk semacam ini dengan produk lain yang memiliki daya jual tinggi akan membantu menghabiskan persediaan. Dengan begitu, ada ruang untuk produk baru dengan pergerakan yang lebih cepat.
Meski bisa mendatangkan banyak manfaat bagi perusahaan yang melakukannya, tapi strategi bundel juga memiliki sejumlah risiko atau tantangan yang harus pertimbangkan antara lain:
Seperti halnya strategi pemasaran lain, kesalahan menggabungkan produk bundel juga perlu dihindari oleh para pengusaha. Pasalnya, salah pilih produk atau salah memilih cara bundling malah bisa berefek negatif misalnya semua item di dalam bundel justru menurun penjualannya. Kesalahan menentukan harga juga bisa mendatangkan kerugian yang tentu akan membuat bisnis mengalami kesulitan.
Karena itu sebelum membundel, ada baiknya Anda melakukan riset terlebih dahulu. Lihat produk apa yang akan Anda bundel, bagaimana prospek penjualannya dan kira-kira metode bundel mana yang cocok digunakan. Dengan riset yang baik, produk bundel yang dijual bisa mendatangkan keuntungan seperti yang diharapkan.
Baca juga: Apa Itu Promosi Bisnis: Pengertian, Tujuan, Jenis, Contoh dan Manfaatnya
Untuk menjual produk secara bundel, simak langkah-langkah berikut ini!
Selain menjualnya langsung di toko, penawaran dengan sistem bundel juga bisa Anda buat di toko online Anda. Manfaatkan layanan dari AturToko.id untuk menjangkau lebih banyak pelanggan secara online dan memaksimalkan penjualan. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut!