Ditulis pada 25 Mar 2022 oleh AturToko
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses pengolahan bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi atau siap pakai harus diperhitungkan dengan cermat. Oleh karena itu, biaya produksi adalah penghitungan yang cukup kompleks dan perlu metode yang tepat. Jenis dan komponennya pun perlu dipelajari lebih jauh demi menghindari kesalahan. Berikut ulasan lengkap tentang biaya produksi termasuk cara menghitungnya.
Akumulasi biaya yang dikeluarkan perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan baku sampai menghasilkan barang siap jual disebut dengan biaya produksi. Mungkin terlintas di pikiran Anda bahwa proses ini juga termasuk dalam operasional perusahaan. Lantas, apa perbedaan antara biaya produksi dan biaya operasional? Jawabannya adalah, biaya produksi dibutuhkan dalam pengelolaan produk siap jual, sedangkan biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan untuk mendukung manajerial perusahaan.
Total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi disebut dengan biaya produksi. Setidaknya ada 3 unsur di dalamnya yang nantinya jadi penentu harga pokok produk di akhir periode akuntansi. Di antaranya:
Biaya direct material alias bahan baku merupakan biaya yang keluar untuk kebutuhan pembelian dan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
Unsur tenaga kerja atau disebut juga direct labour dalam biaya produksi ialah pengeluaran perusahaan untuk membayar upah karyawan atau tenaga kerja. Perlu diingat, biaya ini hanya dihitung untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi.
Biaya ini tak berkaitan secara langsung terhadap biaya produksi, tetapi sebagai pendukung kelancaran. Contoh biaya overhead adalah biaya listrik, pembelian ATK, atau biaya sewa.
Jenis biaya produksi secara garis besar ada dua, yaitu biaya eksplisit dan implisit. Simak perbedaannya di bawah ini:
Disebut juga dengan biaya langsung, jenis pengeluaran ini dialokasikan untuk membeli kebutuhan produksi dengan sistem pembayaran tunai. Contohnya, pembelian bahan baku, gaji karyawan, pembelian mesin, tanah, atau bangunan.
Biaya eksplisit dicatat langsung ke dalam laporan finansial. Besarannya kerap berbeda dari waktu ke waktu, karena harga kebutuhan serta bahan baku mengalami naik turun.
Biaya implisit atau tersembunyi adalah biaya yang dikeluarkan dalam pemberian fasilitas produksi yang tidak mempengaruhi secara langsung kelancaran proses manufaktur. Namun, dalam jangka panjang hasilnya akan dirasakan. Biaya implisit biasanya dimasukkan ke dalam biaya overhead. Misalnya, biaya pelatihan SDM, perawatan mesin, dan lain-lain.
Berikut ini komponen biaya produksi yang dikenal secara umum dan digunakan untuk mengakumulasi biaya yang dikeluarkan selama mengelola barang.
Biaya tetap atau fixed cost dalam biaya produksi merupakan biaya yang nominalnya tidak berubah. Meski proses produksi dalam kondisi sedang padat, biaya tetap tidak mengalami pembengkakan sama sekali.
Variable cost merupakan besaran pengeluaran yang nominalnya bisa berubah mengikuti output. Makin padat produksi barang, maka makin tinggi pula biaya variabel. Biaya ini hanya dibutuhkan selama proses produksi sedang berjalan. Oleh karenanya, variable cost dijadikan dasar biaya pengeluaran per unit yang nantinya akan dilaporkan.
Biaya rata-rata (average cost) yaitu pengeluaran per unit yang penghitungannya dilakukan dengan cara membagi jumlah keseluruhan biaya dengan total output produksi. Perusahaan membutuhkan average cost dalam penentuan keputusan produksi di masa depan.
Biaya marginal dalam produksi adalah biaya ekstra yang bakal dipakai oleh perusahaan dalam meningkatkan produksi. Total maksimal output selama proses produksi dapat diketahui dengan cara menambahkan biaya marginal.
Komponen biaya produksi yang terakhir ini merupakan total dari biaya tetap ditambahkan dengan biaya variabel. Perhitungannya dilakukan saat produksi telah selesai.
Setelah mengenal jenis-jenis biaya produksi, Anda perlu tahu juga tentang teori biaya produksi. Ini penjelasannya:
Yang pertama adalah teori full costing, yakni metode penghitungan dengan cara menjumlahkan semua unsur biaya produksi. Jadi, hasil penjumlahan seluruh pengeluaran mulai dari bahan baku, gaji SDM, hingga overhead merupakan biaya full costing.
Penghitungan ini merupakan metode dalam menentukan harga pokok produksi dengan hanya melibatkan biaya yang sifatnya variabel.
Salah satu tujuan penetapan biaya produksi adalah sebagai acuan besaran harga pokok. Penghitungannya dilakukan selama pengolahan produk berlangsung. Contoh biaya produksi yang dibahas di bawah ini adalah dari perusahaan food and beverage, dengan hasil output kopi bubuk.
Jadi, Perusahaan Kopi Bubuk memproduksi kopi siap seduh dengan output barang jadi dalam satu bulan sebanyak 5.000 pack. Berikut rincian biaya produksinya (untuk satu bulan):
Total biaya untuk menghasilkan 1.000 pack kopi bubuk adalah Rp16.000.000. Maka, biaya produksi yang dikeluarkan per unit adalah Rp16.000.000 : 5.000 pack = Rp3.200.
Harga jual yang ditentukan oleh perusahaan bisa dengan cara menghitung biaya per unit ditambahkan dengan persentase keuntungan yang digunakan. Misalnya, perusahaan memakai persentase 50% keuntungan. Jadi:
Dalam menghitung production cost ini, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Sebagai contoh, di bawah ini adalah ilustrasi data biaya yang dikeluarkan selama satu bulan oleh PT Lestari Makmur. Perusahaan ini memproduksi kaus kaki dengan output sebesar 6.000 unit per bulan. Berikut data laporan pengeluarannya:
Maka, tahapan penghitungannya sebagai berikut:
Rumus: Biaya bahan baku = Saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan
Rumus: Biaya produksi = bahan baku + gaji SDM langsung + biaya overhead
Rumus: Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit
Rumus: Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir
Rumus: Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir
Nah, demikian ulasan lengkap tentang biaya produksi. Bila ragu untuk melakukan penghitungan sendiri dan tidak memiliki tim khusus untuk melakukannya untuk Anda, pertimbangkan untuk menggunakan tenaga kerja pihak ketiga.
Seperti AturToko yang siap menjadi partner Anda dalam mengembangkan bisnis, tanpa khawatir ataupun ribet! Tunggu apa lagi? Registrasi sekarang di laman resmi AturToko!